Rumah

23:09:00

Sudah beberapa hari ini dalam perjalanan saya pulang dari rumah ke kampus, saya berjalan agak lambat dari biasanya. Saya berjalan sambil melihat-lihat rumah kosong. Yap, bulan depan saya akan pindah rumah. Saya akan meninggalkan rumah yang saya sudah saya tempatin lebih dari 10 tahun. Rumah dimana saya mendapat keceriaan bersama keluarga saya dan rumah itulah yang menjadi saksi kepergian papa saya untuk selama-lamanya. Sejujurnya saya agak berat meninggalkan rumah ini, tapi karena satu dan lain hal saya terpaksa harus pindah dan mencari rumah yang baru. 

Mencari rumah baru ternyata ngga semudah yang saya bayangkan. Banyak hal yang perlu dipertimbangkan. Kamar tidurnya berapa. Kamar mandinya berapa. Tetangganya gimana. Daerah rumahnya rawan banjir atau ngga dan masih banyak lagi. Saya kadang iri sama orang yang ngga perlu mikirin tempat dimana dia harus tinggal karena kekayaannya yang berlimpah-limpah. Kekayaan yang kalau kata papa saya, ngga bakal habis sampai keturunan ketujuh. Manusiawi kan saya iri? Tetapi saya masih bersyukur kalau saya bisa tinggal selama lebih dari sepuluh tahun di rumah yang akan saya tinggalkan bulan depan ini. Saya bersyukur karena setidaknya di rumah ini banyak kebahagiaan yang saya dapatkan. Ada kehangatan yang ngga bisa saya dapatkan ketika saya berkunjung ke rumah yang lain. Hanya di rumah ini saya bisa mendapatkan kehangatan, meskipun rumah ini ngga diisi dengan furniture atau pun barang-barang mewah seperti kebanyakan rumah yang lain. 

Tahun lalu saya berkunjung ke sebuah rumah kerabat saya. Rumah itu diisi dengan berbagai furniture yang lumayan lebih mewah dari rumah saya dan barang-barang elektronik yang cukup mahal. Tetapi saya ngga menemukan kehangatan di sana, tidak ada keceriaan di rumah itu. Penghuni rumah itu bahkan tidak pernah berbagi canda tawa ketika mereka berkumpul dalam satu ruangan. Hanya ada ketegangan di sana, saya bahkan ngga betah untuk berlama-lama tinggal di rumah itu meskipun berbagai barang mewah tersedia di sana. 

Rumah mungkin terlihat sepele untuk sebagian orang apalagi buat orang-orang yang tadi saya bilang. Orang yang kekayaannya ngga bakalan habis dari keturunan ketujuh. Mereka hanya berpikir rumah adalah tempat berlindung dari panas matahari dan hujan. Padahal rumah seharusnya lebih dari tempat kita berlindung. Rumah seharusnya adalah tempat dimana kita bisa berbagi keceriaan. Rumah seharusnya tempat dimana semua orang mendapatkan kehangatan di dalamnya. Ngga akan ada orang yang ngga akan betah jika ada kehangatan di dalam suatu rumah. Yang paling penting, rumah seharusnya menjadi satu-satunya tempat dimana kita akan merasa ingin selalu pulang. Kemana pun kita pergi, kita akan mempunyai keinginan yang kuat untuk pulang ke rumah karena hanya di rumah sajalah kita mendapatkan kehangatan.



You Might Also Like

0 comments

Give Me Your Comment