Teman Traveling

16:09:00

Di post sebelumnya saya sudah menceritakan bahwa untuk pertama kalinya. Ya, untuk pertama kalinya saya mengunjungi kota factory outlet, Bandung. Ketika hari yang ditetapkan untuk berkunjung ke Bandung tiba, saya menghubungi teman saya untuk bertemu di stasiun Gambir. Kami datang lebih awal untuk menghindari peristiwa mengejar-ngejar kereta. Kami tiba 45 menit lebih awal dari jadwal yg tertera di tiket kereta. 

Sembari menunggu kedatangan kereta, saya dan teman saya membeli snack dan hot chocolate di minimarket yang tidak jauh dari stasiun. Minimarket tersebut kebetulan menyediakan tempat untuk para pembeli yg tidak terburu-buru untuk duduk sebentar dan menikmati makanan yang dibeli, saya dan teman saya salah satunya. Karena saat itu banyak anak remaja yang sedang duduk juga, kami akhirnya memutuskan untuk duduk semeja dengan seorang ibu yang hanya duduk seorang diri. Ketika sedang menikmati makanan yang kami beli, ibu tersebut menanyakan kepada kami tentang tujuan liburan kami. Kami langsung menjawab, "Bandung bu". Lalu dia bercerita, curhat lebih tepatnya kalau beliau tadinya juga ingin mengunjungi kota tersebut tetapi karena dia kehabisan tiket, akhirnya dia memilih kota lain untuk dikunjungi Beliau bilang, "Saya mah yang penting liburan deh mba." Kami hanya bisa menganggukkan kepala ketika ibu tersebut bercerita. Setelah curhat tentang liburannya, dia bertanya, "Mba ini berdua teman apa? Kerja?" Lalu kami menjawab, "Oh bukan bu. Kita dulu satu kampus." "Oh enak ya masih kontak sama teman kuliah. Kalau saya mah udah ngga." 

Saya lalu menyadari suatu hal. Teman yang berada di dekat saya ketika saya dan dia berbincang dengan ibu tersebut merupakan suatu berkat yang terkadang saya tidak sadari. Kebanyakan orang tidak sadar kalau berkat itu menyamar. Berkat itu tidak selalu uang atau harta kekayaan. Berkat bisa juga berupa teman yang selalu mendukung kita dalam hal apa pun. Teman traveling saya ini salah satunya. Dia adalah teman yang ada ketika saya membutuhkan dukungan dalam hal akademik. Jujur saja, di antara teman-teman 'segank' saya, saya tidak terlalu pintar, bahkan saya lulus kuliah paling terakhir tetapi teman saya ini lantas tidak meninggalkan saya. Dia mendukung saya untuk cepat lulus kuliah dan bahkan detik-detik menjelang sidang skripsi, dia menyediakan kamar kostnya untuk saya rehearse presentasi skripsi saya. 

What a blessing!!!




You Might Also Like

0 comments

Give Me Your Comment