Sumber: Facebook

Saya menjadi saksi bisu seorang anak korban perceraian orang tua. Anak ini sudah sering mendengar dan bahkan melihat langsung ayah dan ibunya bertengkar sebelum kata perceraian itu akhirnya menjadi kenyataan yang menyakitkan sang anak. Padahal saat itu sang anak baru berumur sekitar 2 tahun. Miris? Iya miris sekali. Saya hanyalah kakak yang kebetulan tinggal bersebelahan dengan keluarga anak tersebut dan sering mendengarkan bagaimana kedua orang tua anak tersebut bertengkar di depan anak mereka. Tidak jarang saya mendengar suara bantingan dan teriakan :( Puji Tuhan keluarga kecil tersebut mempunyai seorang asisten rumah tangga yang sangat peduli dengan sang anak sehingga anak tersebut dididiknya dengan baik. Anak tersebut tumbuh menjadi anak yang cantik, sehat dan baik. Sayangnya anak tersebut kini berubah drastis ketika sang asisten rumah tangga tidak lagi dipekerjakan di keluarga kecil tersebut dan pertumbuhan anak tersebut menjadi tidak lebih baik dari sebelumnya. Dia menjadi sedikit nakal :(

Sedih rasanya melihat keadaannya sekarang. Anak pada akhirnya menjadi korban perceraian orang tuanya secara tidak sadar. Mengapa orang tua tidak berpikir 2x ketika hendak bercerai? Apakah mereka memikirkan perasaan anak mereka? Masa depan anak mereka jika hidup terpisah dengan salah satu orang tua mereka? Apa yang orang tua pikirkan ketika bercerai?

Kini facebook mempunyai fitur seperti aplikasi Timehop. Setiap harinya, facebook akan memberikan notifikasi tentang apa yang pernah terjadi pada hari ketika kita membuka facebook. Misalnya hari ini tanggal 24 Mei 2015, facebook akan mengingatkan kita tentang status, foto atau pun life events yang pernah terjadi pada tanggal tersebut tahun lalu atau beberapa tahun yang lalu.

Contohnya saja kemarin tanggal 23 Mei 2015, facebook mengingatkan saya tentang apa yang pernah saya alami pada saat kuliah. Pada tanggal tersebut saya masih berstatus mahasiswa di sebuah Universitas terkenal di Jakarta :p Saat itu saya mengambil sebuah Mata Kuliah Umum (MKU) dan dosennya mengharuskan mahasiswa yang mengambil mata kuliah tsb untuk mengikuti sebuah study tour. Saya pikir dosen tersebut akan memilih tempat study tour di luar kota tapi ternyata TMII dan Planetarium lah yang dijadikan tempat study tour saat itu. Huft. Saya dan teman kampus saya sangat tidak excited waktu itu karena sewaktu SD pun kami sering mengunjungi tempat tersebut. Tidak sangka kalau sewaktu mahasiswa, kami harus kembali mengunjungi tempat itu demi sebuah nilai MKU.

Kami berkumpul pada pagi hari di kampus. Kami bersyukur sekali kalau ternyata kami tidak harus menaiki metromini atau kopaja saat itu. Kami naik bus AC! Sebandinglah sama biaya yang kami harus bayar ke dosen. Tidak memakan waktu lama untuk mencapai tujuan study tour kami yang pertama, TMII. Sesampainya di sana, kami turun dengan tidak begitu bersemangat tetapi begitu teman yang lain mengeluarkan kamera ponsel maupun digital, wajah kami pun langsung sumringah dan langsung bergaya secantik dan seganteng mungkin di depan kamera. Prinsip mahasiswa #1 ketika mahasiswa study tour: berfotolah sebanyak mungkin. Jangan lupa pakai almamater!

Setelah puas berfoto dengan almamater, kami pun memulai study tour kami. Kami masuk ke dalam sebuah museum di TMII dan seorang tour guide menjelaskan apa yang kami bisa pelajari di dalam museum. Setelah tour guide selesai menjelaskan, kami tidak lupa kembali berfoto di dalam museum tersebut Prinsip mahasiswa #2 ketika mahasiswa study tour: pelajari hal baru dan jangan lupa kembali berfoto!!

Setelah puas belajar dan berfoto di TMII. Kami pun bergerak menuju tempat yang kedua: Planetarium. Sebelum menonton pertunjukan bintang dan teman-temannya di dalam planetarium, kami terlebih dahulu mempelajari hal-hal yang berkaitan dengan tata surya. Kami mengingat apa yang perlu diingat dan menemukan banyak spot bagus untuk berfoto lagi di sana. Di sana kami berfoto menurut kelompok masing :p Kita menciptakan berbagai macam gaya dan cerita ketika berfoto. Ini salah satu contohnya!

Inti dari kenangan jaman kuliah saat jalan2 adalah berfoto! Kebiasaan berfoto ini terbawa dari jaman kuliah sampai sekarang setiap saat saya membeli buku baru :p

Dapatkan buku ini di  toko buku online Bukupedia

http://www.bukupedia.com/id/book/id-85667/sabtu-bersama-bapak.html

Review:

Setelah 1 tahun lebih saya merasakan pahit manisnya dunia kerja, saya jadi tahu betapa berharganya waktu. Dulu sewaktu menyandang status sebagai mahasiswa, saya sering sekali membuang waktu untuk hal yang tidak membangun diri saya untuk menjadi pribadi yang lebih baik. Efeknya saya rasakan ketika saya lulus kuliah. Saya seharusnya bisa mencapai IPK lebih dari yang saya dapatkan saat itu. Sayang waktu tidak dapat diputar kembali bak sebuah CD lagu yang dapat di rewind. 

Sekarang ketika berada di dunia kerja, saya belajar untuk mengatur waktu saya (perlu ditekankan: masih belajar :p). Berapa menit saya menghabiskan waktu ketika jam istirahat, mengobrol dengan teman sekerja dll. Ketika saya membuang waktu dengan percuma di tempat pekerjaan saya, bayangan masa lalu ketika kuliah selalu lewat di pikiran saya. "Jika saja saya menggunakan waktu saya dengan baik saat itu, maka saya.... "

Kebanyakan pekerja Indonesia sudah terbiasa dengan hal yang namanya 'mencuri' waktu (termasuk saya) Mencuri waktu itu seperti apa sih? Ketika jam istirahat sudah berakhir, alih-alih melanjutkan pekerjaan si sang pekerja malah nonton film atau drama korea (ini sih saya banget :p), streaming youtube, gosip, makan di luar sampai berjam-jam, main game, baca majalah dan lain sebagainya. Bukannya ngga boleh melakukan hal tersebut tetapi kalau dilakukannya selama jam kerja, bukankah itu salah? Bukankkah itu membuang waktu produktif kita? Bukankah hal tersebut juga yang dinamakan korupsi? Korupsi itu tidak selamanya tentang uang kan?

Yuk, kita gunakan waktu kita sebagai pekerja dengan sebaik-baiknya. Jangan buang waktu produktif kita dengan percuma. Jangan sampai menyesal seperti saya. Seharusnya banyak hal yang bisa saya buat selama saya berstatus mahasiswa tapi nyatanya hanya sedikit saya. Sekarang waktunya menjadi manusia produktif, menggunakan waktu dengan arif dan nantinya bisa menghasilkan karya yang kreatif dan inovatif!

Semangat wahai pekerja!