Juru Kemudi Berbisik

14:28:00

Kapal yang aku naiki ini sempat bergoyang. Akhir-akhir ini hujan dan angin kencang sedikit mengganggu perjalananku. Aku sedikit gentar dalam hati karena hujan angin ini. Aku melihat ke depan, dan ternyata Dia masih di sana. Sayangnya sudah lama sekali aku tidak bercakap-cakap dengan Dia, Sang Kemudi Kapalku. Dia selalu ada di sana. Suaranya sering sekali memanggil-manggilku untuk ikut menikmati perjalanan di kapall bersamanya, di ruang kemudi tapi sayangnya aku terlalu sibuk dengan pekerjaan-pekerjaanku di ruang tengah kapal. Aku sibuk mengurusi orang-orang yang ikut berlayar bersamaku.

Masih ingatkah kalian tentang anak-anak yang aku ceritakan? Ya mereka sedang aku urusi saat ini. Mereka sempat membuat hatiku geram karena di tengah perjalanan mereka saling mencerca bukannya menikmati suasana laut atau saling menceritakan pengalaman berlayar mereka. Aku geram. Aku bingung harus berbuat apa. Sampai suatu ketika aku menceritakannya pada teman baikku, bukan Sang Kemudi Kapal itu. Dia teman baikku. Aku kenal dia di tengah perjalanan menuju tempat yang dinamai Universitas. Aku tahu, aku telah mengabaikan Sang Kemudi. Dia dekat sekali. Berada satu kapal denganku, tapi entah mengapa sampai sekarang aku terlalu takut untuk menghampirinya.

Singkat cerita teman baikku ini memberikan sedikit masukan bagaimana aku harus menyelesaikan urusanku dengan anak-anak itu. Entah mengapa jawabannya tidak membuatku tenang. Memang sepertinya aku harus menghampiri Si Juru Kemudi.

Tapi aku takut. Aku terlalu takut. Takut dia tidak mau menerimaku karena sudah terlalu lama aku mengabaikannya. Aku hanya bisa berbisik saja dari balik pintu ruang kemudi. Aku berbisik dan ternyata dia masih mendengarkanku. Suaranya yang lembut membuat hatiku tenang seketika.

Dan keesokan harinya berkat bisikan lembutnya, aku dapat menyelesaikan urusanku dengan anak-anak itu. Dia membantuku. Selanjutnya, aku harus bisa memberanikan diri. Terlalu banyak pemberian yan aku terima dari-Nya selama di perjalanan. Aku bahkan tidak bisa membalasnya karena dia terlalu kaya. Dia kaya. Dia hebat.

Whispering - gettyimages.com


You Might Also Like

0 comments

Give Me Your Comment