Saat saya dan teman-teman memutuskan untuk liburan singkat ke Singapura, kami sempat kebingungan menentukan penginapan yang sesuai bujet. Maklum, harga sewa kamar hotel per malam di Singapura itu cukup mahal bagi kami. Setelah diskusi dan melewati perdebatan yang cukup sengit di antara kami, kami pun mempertimbangkan untuk mencari hostel dengan bujet miring. Setelah cari dan tanya sana sini, kami memilih Footprints Hostel yang terletak di kawasan Little India, Singapura. Footprints Hostel bisa dibilang lebih murah daripada hostel lainnya di Singapura dan mempunyai ulasan yang cukup positif dari beberapa teman yang pernah ke Singapura.
Footprints Hostel mempunyai kamar yang kurang lebih sama dengan tipikal hostel pada umumnya. Terdapat 6 ranjang susun (jadi total bisa 12 orang) dan tersedia juga private room kalau kalian tidak ingin sekamar dengan orang lain. Kemarin, kami memesan share room di Footprints Hostel yang terdiri dari 5 ranjang susun (kapasitas 10 orang). Pemesanan kamar tidak dapat dilakukan langsung ke Footprints Hostel melainkan melalui pihak ketiga, yaitu Hostel World. Melalui website ini kalian akan dikenakan biaya pemesanan sebesar USD 19.06, jadi jangan kaget ya. Biaya yang kami keluarkan untuk menginap di Footprints Hostel adalah Rp. 500.000,- untuk dua malam per orang. Murah bukan? Perlu diingat, di Hostel World kita bukan memesan kamar, melainkan memesan tempat tidurnya.
Saat kalian check-in, kalian akan diberikan sarung bantal, sprei dan secarik kertas ini, guys. |
Di Footprints Hostel semua kamar mandi berada di luar kamar dan digunakan oleh semua penghuni kamar di lantai tersebut. Tentu saja kamar mandinya dibagi berdasarkan gender. So no worries, girls!
Setiap kamar mandi di sini terpisah dengan toilet ya. Jadi, kalau pas kalian sedang mandi dan ingin buang air besar, bisa kerepotan tuh. Fasilitas yang disediakan di dalam kamar hanyalah shower, sabun cuci tangan dan juga pengering rambut atau hairdryer. Hostel tidak menyediakan toiletries di kamar mandinya, jadi kita harus bawa sendiri dari rumah atau beli di minimarket (ya karena bukan hotel juga sih ya).
3 bilik paling ujung itu untuk mandi. Sisanya adalah toilet. Sumber: http://www.pergidulu.com |
Kalau isi kamarnya bagaimana? Seperti yang saya katakan sebelumnya, dalam satu kamar terdapat 5 ranjang susun. Saya kebetulan pesan kamar yang berkapasitas 10 orang. Di tiap tempat tidur terdapat 1 piting atau colokan universal listrik, papan kecil untuk menaruh barang-barang kecil seperti ponsel dan kacamata, dan lampu baca. Hostel juga menyediakan loker di dalam kamar agar kita dapat menyimpan tas atau barang-barang lainnya di situ. Tetapi tidak disarankan untuk meninggalkan barang berharga di dalam loker ya, karena pihak hostel tidak menyediakan gembok untuk mengunci loker dan tidak bertanggung jawab jika terjadi kehilangan. Di dalam kamar, juga terdapat AC. Dijamin kalian tidak akan kepanasan selama beristirahat di dalam kamar Footprints Hostel Untuk kalian yang tidak tahan dingin, jangan tidur di area yang dekat sekali dengan AC. Oh ya, AC di Footprints Hostel tidak dinyalakan setiap saat. AC dinyalakan dimulai dari jam 07.00 malam sampai 09.30 pagi keesokan harinya.
Salah satu ranjang yang dekat sekali dengan AC |
Kalau ini kamar yang dekat pintu dan kipas angin. |
Lalu bagaimana dengan sarapan? Tenang. Kalian akan dapat sarapan gratis di sini. Footprints hostel menyediakan susu, kopi, dan teh untuk kalian minum di pagi hari. Sedangkan untuk makanan di sini mereka menyediakan sereal, roti, dan selai. Ya sarapan sederhana sih tapi cukup mengenyangkan kok. Perlu diingat, waktu sarapan itu dimulai dari pukul 07.00 pagi sampai 10.30.
Kalau mau sarapan, nanti disediakan di sini. Setelah makan wajib cuci piring atau gelas sendiri ya. Sumber: http://www.pergidulu.com |
Batas waktu check out dari hostel adalah pukul 12.00 siang. Seandainya kalian sudah check out tetapi masih mau jalan-jalan sebentar, kalian bisa menitipkan koper dan barang-barang lainnya, seperti barang belanjaan untuk oleh-oleh di resepsionis, ya. Dan jangan lupa bawa selimut, sarung bantal, dan kunci saat kalian mau check out.
Untuk harga, seperti yang saya katakan di atas, hostel ini terbilang murah. Waktu saya ke Singapura untuk liburan singkat sih ya memang ini bisa dibilang murah. Rata-rata hotel bintang tiga di Singapura itu di atas Rp.500.000,- per malamnya. Padahal cuma numpang tidur saja, kan. Kenapa pilih yang mahal? Menghemat itu perlu, namun perlu dilihat kembali apa tujuan kita? Untuk sekadar numpang tidur atau mencari kenyamanan? Bagi yang suka privasi tidak dianjurkan menginap di hostel!
Oke, sekarang saya rekap plus minus dari hostel ini ya:
😍
👍Dekat MRT
👍Dekat MRT
👍Dekat restoran halal
👍Dekat dengan 711
👍Dapat sarapan
👍Berada di kawasan Little India
😟
👎Kamar terlalu pengap dan sempit
👎Tidak ada jemuran untuk handuk
👎AC tidak selalu nyala
👎Kamar mandi agak licin
👎Posisi tempat tidur yang di atas terlalu dekat AC
👎Sprei dan sarung bantal harus pasang dan copot sendiri
Jadi, Footprints Hostel ini oke ga sih? Untuk kamu yang jalan-jalan ke Singapura dengan bujet terbatas dan senang gabung dengan orang baru, saya sih merekomendasikan kalian untuk menginap di sini. Namun, untuk menginap dengan jangka waktu yang lama sebaiknya cari hotel saja. Walaupun harga sewa kamar hotel lebih mahal, yang penting suasananya nyaman dan aman. Di kawasan Little India tersedia beberapa hotel bujet. Tinggal pilih saja hotel yang sesuai dengan bujet kalian.
Sedikit catatan dari salah satu teman seperjalanan saya yang membandingkan Footprints Hostel, Singapura dengan Captain Hostel, Shanghai adalah foto kamar hostel dengan aslinya. Beberapa situs yang kami cek menampilkan foto kamar Footprints Hostel yang terlihat bersih sekali. Kenyataannya ketika kami sampai di sana, kamar tidak sesuai dengan ekspektasi kami. Kamarnya bau dan pengap dan saat jam tidur ada yang mendengkur sampai saya susah tidur karena suara dengkuran yang terlalu kencang. Sedangkan di Captain Hostel, teman saya bercerita bahwa foto kamarnya sesuai dengan keadaan kamar aslinya. Kamarnya tidak pengap dan harga sewanya pun murah, hanya Rp. 120.000.-/malam. Teman saya menginap di sana sampai hampir satu minggu dan dia tidak merasakan ‘penderitaan’ seperti di Footprints Hostel. Dia sampai kapok dan ga mau menginap di hostel lagi kalau jalan-jalan ke Singapura.
Kalau kalian sukanya menginap di hostel atau hotel nih? Atau ada yang punya pengalaman menginap di hostel juga? Cerita di kolom komentar ya, guys!
P.S. Review ini dibuat berdasarkan pengalaman saya dan teman-teman saat jalan-jalan ke Singapura bulan Juli 2018 kemarin ya. Kalau ada yang bertanya-tanya kenapa fotonya sedikit, itu karena keterbatasan waktu yang kami miliki selama di Singapura. Pergi pagi, pulang tengah malam 😂
Jadi, Footprints Hostel ini oke ga sih? Untuk kamu yang jalan-jalan ke Singapura dengan bujet terbatas dan senang gabung dengan orang baru, saya sih merekomendasikan kalian untuk menginap di sini. Namun, untuk menginap dengan jangka waktu yang lama sebaiknya cari hotel saja. Walaupun harga sewa kamar hotel lebih mahal, yang penting suasananya nyaman dan aman. Di kawasan Little India tersedia beberapa hotel bujet. Tinggal pilih saja hotel yang sesuai dengan bujet kalian.
Sedikit catatan dari salah satu teman seperjalanan saya yang membandingkan Footprints Hostel, Singapura dengan Captain Hostel, Shanghai adalah foto kamar hostel dengan aslinya. Beberapa situs yang kami cek menampilkan foto kamar Footprints Hostel yang terlihat bersih sekali. Kenyataannya ketika kami sampai di sana, kamar tidak sesuai dengan ekspektasi kami. Kamarnya bau dan pengap dan saat jam tidur ada yang mendengkur sampai saya susah tidur karena suara dengkuran yang terlalu kencang. Sedangkan di Captain Hostel, teman saya bercerita bahwa foto kamarnya sesuai dengan keadaan kamar aslinya. Kamarnya tidak pengap dan harga sewanya pun murah, hanya Rp. 120.000.-/malam. Teman saya menginap di sana sampai hampir satu minggu dan dia tidak merasakan ‘penderitaan’ seperti di Footprints Hostel. Dia sampai kapok dan ga mau menginap di hostel lagi kalau jalan-jalan ke Singapura.
Kalau kalian sukanya menginap di hostel atau hotel nih? Atau ada yang punya pengalaman menginap di hostel juga? Cerita di kolom komentar ya, guys!
P.S. Review ini dibuat berdasarkan pengalaman saya dan teman-teman saat jalan-jalan ke Singapura bulan Juli 2018 kemarin ya. Kalau ada yang bertanya-tanya kenapa fotonya sedikit, itu karena keterbatasan waktu yang kami miliki selama di Singapura. Pergi pagi, pulang tengah malam 😂